Oleh: Firman Yusi | 5 Februari 2011

Galeri Ekspedisi Riam Mambanin

DSC_0001

DSC_0085

 

 

 

Tim Ekspedisi Riam Mambanin. Ini dia Tim Ekspedisi Riam Mambanin, terdiri atas jurnalis beberapa media massa dan aktivis LSM (Penulis, Firman Yusi, berbaju polo warna merah).  Semangat yang diusung adalah cita-cita untuk mendokumentasi secara lebih lengkap obyek wisata alam di Kabupaten Tabalong, mempublikasinya dan mendorong agar pengelolaan obyek wisata secara lebih profesional dan menjadi aset daerah yang bermanfaat bagi rakyat.  Riam Mambanin adalah obyek pertama, selanjutnya akan disusul dengan ekspedisi ke obyek-obyek wisata alam lainnya.

DSC_0003

Berjalan Kaki. Meski medan bisa dilalui dengan menggunakan motor, namun tim memutuskan untuk “hiking”, berjalan kaki menuju Riam Mambanin, untuk lebih merasakan sensasi berwisata sambil berolahraga di alam terbuka nan segar dan alami.

DSC_0005

Kebun Karet. Kebun karet adalah jenis penggunaan lahan yang mayoritas ditemui sepanjang jalan menuju Riam Mambanin.  Masyarakat sekitar menggantungkan hidupnya pada pohon-pohon karet ini sebagai sumber penghasilan utama.  Ternyata menyaksikan masyarakat menyadap dan mengangkut karet menjadi daya tarik tersendiri selama menunju Riam Mambanin.

DSC_0013

Medan Menanjak. Semakin mendekati tiba di obyek wisata alam Riam Mambanin, akan makin sering ditemui jalan menanjak.  Melelahkan memang menelusurinya, tapi bagi yang sadar betul dengan pentingnya berolahraga dialam terbuka yang memenuhi paru-paru dengan udara segar bebas polusi, medan menanjak ini takkan jadi masalah penghalang.

DSC_0016

Huma di atas bukit. Meski lelah, huma nan hijau diatas bukit akan menjadi pelipur lara, pemandangan yang jarang ditemukan, masyarakat sekitar membudidayakan padi gunung (padi tegalan) dilereng bukit tak jauh dari Riam Mambanin dimana guruh air terdengar jelas diantara teriak nyaring berbagai satwa liar yang hidup bebs disekitar lokasi ini.

 

DSC_0019

Riam Mambanin. Lelah dan penat langsung hilang begitu bertemu maha karya Tuhan yang luar biasa ini.  Pintu gerbangnya adalah air terjun setinggi sekitar 5 meter yang mengalirkan air nan sejuk lagi jernih, tersembunyi diantara pohon-pohon hutan, dikawal oleh lilitan rotan.  Gemuruhnya adalah nyanyian alam yang meresap hingga ke jiwa yang paling dalam.

DSC_0053

Batu Besar. Selepas melompat di air terjun setinggi sekitar 5 meter, air meliuk mengikuti alur ukiran alam nan indah.  Mengalir diantara batu-batu besar menjulang yang dipenuhi lumut hijau.  Sayang, untuk menyusurinya kita harus ekstra hati-hati sebab permukaan yang penuh lumut itu sangat licin dan belum tersedia/dibangun pagar-pagar pegangan yang membantu kita menyusurinya secara lebih aman.

DSC_0051DSC_0081

Belum Terkelola. Sayang seribu sayang, obyek wisata luar biasa ini belum dikelola dengan baik.  Pengelolaannya benar-benar bergantung pada warga sekitar yang tiap saat berharap agar potensi alam yang mereka miliki ini akan menarik pengunjung dan sedikit banyak berpengaruh pada hidup mereka.  Diperlukan tata ruang yang lebih baik untuk daerah sekitar riam ini, diperlukan pula alat-alat bantu pengunjung menyusuri bebatuannya, yang paling dibutuhkan adalah keseriusan mengelolanya, tidak setengah-setengah dan asal jadi, sebab Riam Mambanin adalah kekayaan yang luar biasa yang harus bisa membawa manfaat besar bagi masyarakat sekitarnya.


Tanggapan

  1. Kekayaan/ SDA Tabalong yg tk membutuhkan penghancuran alam seperti ini yg justru harus dirawat, dijaga dan dieksplor agar dpt mendatangkan penghasilan bagi daerah dan saran kami agar pemasukan dimaksud bisa optimal maka harus diserahkan kepada pihak ketiga atau kalangan propesional agar kelestarian panorama dapat dijaga dan terpelihara

  2. umpat singgah dari amuntai pa ae, tadi lihat growing blog jadi mampir dulu kesini.


Tinggalkan komentar

Kategori